NonStop Reading – artofthestates.org – Hitobashira: Korban Jiwa untuk Menenangkan Roh-roh Penjaga. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan sejarah, budaya, dan tradisi. Namun, di balik keindahan budaya tradisionalnya, Jepang juga memiliki banyak kisah urban legend yang menyeramkan. Salah satu kisah paling kelam adalah legenda Hitobashira, yang secara harfiah berarti “Pilar Manusia.” Hitobashira mengacu pada praktik mengorbankan manusia sebagai bagian dari ritual untuk memperkuat struktur bangunan besar seperti jembatan, istana, atau bendungan. Dalam artikel ini, kita akan menggali asal-usul legenda Hitobashira, kisah-kisah yang terkait dengannya, serta dampaknya dalam budaya populer Jepang.
Apa itu Hitobashira?
Hitobashira (人柱) terdiri dari dua kata dalam bahasa Jepang: hito (manusia) dan bashira (pilar). Istilah ini digunakan untuk menggambarkan praktik kuno di mana seorang atau beberapa orang dikorbankan dan dikubur hidup-hidup di bawah atau di dalam struktur bangunan. Pengorbanan ini dilakukan sebagai bentuk persembahan kepada dewa-dewa atau roh-roh penjaga untuk memastikan stabilitas dan keberlanjutan bangunan.
Dalam kepercayaan tradisional Jepang, pengorbanan manusia dipercaya dapat menenangkan roh jahat atau memberikan perlindungan spiritual kepada bangunan dari bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau serangan musuh. Orang-orang Jepang di masa lalu pernah melakukan praktik mengerikan seperti Hitobashira.
Asal-Usul dan Kepercayaan di Balik Hitobashira
Orang-orang Jepang melakukan praktik Hitobashira untuk menyeimbangkan roh atau energi spiritual dalam bangunan. Mereka percaya bahwa mengorbankan manusia dapat menenangkan roh-roh marah dan membangun struktur di tempat angker.
Selain itu, Hitobashira sering kali dikaitkan dengan konsep marebito, atau roh asing yang datang membawa keberuntungan atau malapetaka. Mereka percaya bahwa dengan mengorbankan nyawa manusia, roh-roh akan melindungi bangunan dan penduduknya.
Kisah-Kisah Terkait Hitobashira
a. Kastil Matsue
Salah satu cerita terkenal tentang Hitobashira adalah kisah pembangunan Kastil Matsue di Prefektur Shimane. Selama konstruksi kastil pada awal abad ke-17, fondasi bangunan terus runtuh tanpa alasan yang jelas. Roh-roh jahat, menurut keyakinan para pekerja, sengaja menggagalkan pembangunan kastil. Dalam fondasi kastil, mereka mengubur hidup-hidup seorang wanita muda sebagai persembahan. Konon, setelah pengorbanan tersebut, pembangunan kastil berhasil diselesaikan.
b. Bendungan Nagara
Cerita lain menyebutkan bahwa pembangunan Bendungan Nagara di Prefektur Gifu juga melibatkan praktik Hitobashira. Para pekerja kesulitan menyelesaikan proyek ini karena tanah di sekitar bendungan terus bergeser. Mereka mempersembahkan nyawa seorang wanita muda agar roh-roh tidak mengganggu pekerjaan mereka. Legenda mengatakan bahwa hingga hari ini, suara tangis perempuan sering terdengar di sekitar bendungan tersebut.
c. Jembatan Kegon
Legenda Hitobashira juga terkait dengan pembangunan jembatan Kegon yang terletak di dekat air terjun terkenal di Nikko. Dengan mengorbankan nyawa manusia, mereka berharap jembatan akan bertahan dari derasnya arus air. Beberapa pengunjung melaporkan melihat bayangan misterius atau mendengar suara langkah kaki yang tidak terlihat di jembatan ini.
Kebenaran di Balik Hitobashira
Bukti sejarah yang kuat untuk mendukung kisah Hitobashira sangatlah langka. Cerita-cerita ini hidup dan berkembang melalui penuturan lisan dari generasi ke generasi. Klaim tentang praktik sistematis ini di masa lalu masih belum terbukti secara resmi.
Namun, beberapa arkeolog dan sejarawan menemukan jejak-jejak yang mendukung kemungkinan adanya ritual pengorbanan manusia di Jepang kuno. Para arkeolog menemukan kerangka manusia di dalam fondasi beberapa situs konstruksi kuno di Jepang. Kemungkinan kerangka ini merupakan bagian dari praktik Hitobashira tetap terbuka, namun juga bisa jadi hanya hasil dari pemakaman biasa yang terkubur di lokasi pembangunan.
Pengaruh Hitobashira dalam Budaya Populer
Legenda Hitobashira memiliki dampak yang signifikan dalam budaya populer Jepang, terutama dalam sastra, seni, dan media modern. Film horor, drama, dan anime sering mengangkat kisah ini sebagai tema utama atau elemen cerita. Contohnya:
- Film dan Anime: Tema pengorbanan manusia sering muncul dalam film horor Jepang seperti Ju-On atau The Ring, meskipun tidak selalu langsung terkait dengan legenda ini.
- Sastra: Penulis Jepang seperti Yukio Mishima dan Ryunosuke Akutagawa sering kali mengangkat elemen legenda dan mitologi Jepang, termasuk legenda ini, dalam karya-karya mereka.
- Game: Seri Fatal Frame memanfaatkan elemen legenda ini untuk menciptakan suasana yang menyeramkan dan penuh misteri.
Simbolisme dan Refleksi Moral
Hitobashira tidak hanya menjadi legenda menyeramkan, tetapi juga menggambarkan sisi gelap kepercayaan dan tradisi manusia. Praktik ini menunjukkan bagaimana rasa takut terhadap alam dan kepercayaan spiritual dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan ekstrem. Di sisi lain, legenda ini juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya menghormati kehidupan dan menghindari pengorbanan yang tidak manusiawi atas nama tradisi.
Kesimpulan
Legenda Hitobashira adalah salah satu kisah paling menyeramkan dan kontroversial dalam sejarah Jepang. Kisah-kisah tentang praktik ini mungkin tidak memiliki bukti kuat, namun tetap menjadi bagian penting dari cerita rakyat Jepang. Legenda ini mencerminkan sisi kelam dari kepercayaan spiritual kuno dan menjadi pengingat akan bahaya dari tradisi yang tidak mempertimbangkan nilai kemanusiaan. Sebagai legenda, legenda ini terus hidup dalam budaya populer, menginspirasi kisah-kisah baru yang menyeramkan dan menarik di dunia modern.