NonStop Reading – artofthestates.org – Raja Faisal: Misteri Dibalik Kematian Sang Raja Arab. Pada 25 Maret 1975, dunia digemparkan oleh peristiwa tragis yang menimpa Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud, Raja Arab Saudi yang terkenal dengan kebijakan luar negeri yang berani dan perjuangannya dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara Arab. Faisal, yang memerintah sejak 1964, ditembak mati oleh Faisal bin Musaid, seorang pemuda berusia 26 tahun, di istana kerajaan Riyadh. Meskipun secara resmi disebut sebagai tindakan pembunuhan pribadi, pembunuhan Raja Faisal telah memunculkan sejumlah teori konspirasi yang mencoba menjelaskan motif dan pihak-pihak yang terlibat dalam kematiannya.
Artikel ini akan mengulas beberapa teori konspirasi yang berkembang seputar pembunuhan Raja Faisal, serta latar belakang sejarah yang mungkin mempengaruhi peristiwa tragis tersebut.
Kronologi Pembunuhan Raja Faisal
Raja Faisal, yang dikenal sebagai pemimpin yang kuat dan pragmatis, telah mengubah wajah Arab Saudi dengan modernisasi ekonomi yang besar, terutama melalui pengelolaan minyak dan peningkatan peran negara dalam pasar global. Di tingkat internasional, ia juga memainkan peran kunci dalam organisasi OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) dan merupakan sosok penting dalam perang Yom Kippur pada tahun 1973, di mana ia memimpin negara-negara Arab dalam embargo minyak terhadap negara-negara Barat yang mendukung Israel.
Pada 25 Maret 1975, Faisal ditembak mati oleh keponakannya, Faisal bin Musaid, yang pada saat itu berusia 26 tahun. Pembunuhan terjadi saat Raja Faisal sedang menerima delegasi dari negara-negara Arab di ruang kerjanya di Istana Riyadh. Faisal bin Musaid, yang memiliki hubungan keluarga dengan raja, mendekati Faisal dengan alasan untuk bersalaman dan kemudian melepaskan tembakan ke arah dada Raja Faisal. Pihak berwenang segera menangkap Faisal bin Musaid setelah ia melakukan pembunuhan.
Faisal bin Musaid mengaku bahwa ia membunuh Raja Faisal karena alasan pribadi. Ia mengatakan bahwa Raja Faisal telah membunuh ayahnya, Musa’id bin Abdulaziz, pada tahun 1968, yang membuatnya marah dan berkeinginan untuk membalas dendam. Namun, banyak orang meragukan motif pribadi ini dan mulai muncul berbagai teori yang mempertanyakan apakah ada kekuatan atau pihak lain yang terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Teori Konspirasi Pembunuhan Raja Faisal
Meskipun pemerintah Arab Saudi menerima alasan pribadi Faisal bin Musaid, berbagai teori konspirasi bermunculan untuk menjelaskan pembunuhan Raja Faisal dari sudut pandang yang lebih luas. Berikut adalah beberapa teori konspirasi yang paling terkenal:
1. Teori Pembunuhan oleh Keluarga Kerajaan
Salah satu teori yang berkembang adalah bahwa keluarga kerajaan Arab Saudi atau faksi-faksi dalam keluarga tersebut mungkin terlibat dalam pembunuhan Raja Faisal. Ada dugaan adanya konspirasi di dalam istana yang melibatkan Faisal bin Musaid dalam pembunuhan Raja Faisal.
Kebijakan-kebijakan Faisal bin Abdulaziz yang tegas telah menimbulkan berbagai reaksi, baik dukungan maupun pertentangan. Upaya keras Raja Faisal dalam memberantas korupsi dan kebijakannya yang memanaskan hubungan dengan Barat, seperti embargo minyak tahun 1973, telah menimbulkan ancaman bagi kepentingan kelompok tertentu.Beberapa teori mengemukakan bahwa kelompok dalam kerajaan yang merasa terganggu oleh kebijakan Faisal bisa saja mendalangi pembunuhan ini dengan menggunakan Faisal bin Musaid sebagai alat untuk mencapai tujuan politik mereka.
Namun, tidak ada bukti yang kuat untuk mendukung teori ini, dan pihak kerajaan Saudi selalu membantah adanya keterlibatan internal dalam pembunuhan Raja Faisal.
2. Teori Pembunuhan oleh CIA atau Kekuasaan Barat
Teori konspirasi lainnya adalah bahwa CIA atau badan intelijen dari negara-negara Barat mungkin terlibat dalam pembunuhan Raja Faisal. Beberapa pendukung teori ini berpendapat bahwa kebijakan luar negeri Raja Faisal, terutama keputusan Arab Saudi untuk mendukung embargo minyak terhadap negara-negara Barat yang mendukung Israel pada tahun 1973, membuatnya menjadi musuh potensial bagi kekuatan Barat.
Raja Arab ini aktif mendukung perjuangan negara-negara Arab, terutama Palestina, dan menjalin hubungan erat dengan negara-negara yang menentang Barat. Penerapan embargo minyak oleh negara-negara Arab di bawah kepemimpinan Faisal menyebabkan lonjakan harga minyak global yang memberi dampak besar terhadap ekonomi dunia, khususnya negara-negara Barat.
Mereka membunuh Raja Faisal dengan tujuan menggulingkan kebijakan pro-Arab dan anti-Barat yang telah ia jalankan. Namun, meskipun teori ini menarik, tidak ada bukti langsung yang mengarah pada keterlibatan CIA atau negara Barat dalam peristiwa tersebut.
3. Teori Pembunuhan oleh Faksi Islam Radikal
Kelompok-kelompok Islam radikal, merasa tidak puas dengan kebijakan moderat Raja Arab ini dan kerja samanya dengan Barat, akhirnya melakukan pembunuhan tersebut. Namun, di sisi lain, ia juga menunjukkan sisi pragmatis dalam menjalankan kebijakan politik internasional dan pemerintahan.
Pada masa itu, Arab Saudi menghadapi peningkatan pengaruh dari kelompok-kelompok Islam ekstrem. Yang mendukung interpretasi yang lebih keras terhadap hukum Islam. Perbedaan pandangan yang tajam antara Faisal bin Musaid dan kelompok-kelompok yang menganut paham radikal. Mungkin menjadi pemicu utama tindakannya, di mana ia merasa perlu mengambil tindakan drastis untuk mengubah arah kebijakan negara.
Namun, teori ini tidak banyak mendapat dukungan karena tidak ada indikasi langsung. Bahwa Faisal bin Musaid terpengaruh oleh kelompok Islam radikal. Motifnya lebih banyak berhubungan dengan dendam pribadi terhadap kematian ayahnya, Musa’id bin Abdulaziz.
4. Teori Pembunuhan oleh Kelompok Oposisi Arab
Ada juga teori yang menyebutkan bahwa kelompok oposisi dari negara-negara Arab lain mungkin terlibat dalam pembunuhan Raja Arab ini. Raja Arab ini secara aktif mendorong kebijakan luar negeri yang lebih tegas untuk dunia Arab, seperti mendukung perjuangan Palestina. Menentang Israel, dan memperjuangkan kenaikan harga minyak dunia. Beberapa negara Arab yang memiliki pandangan politik berbeda atau yang merasa terancam oleh kebijakan Faisal. Bisa saja terlibat dalam pembunuhan ini sebagai cara untuk melemahkan pengaruh Faisal di dunia Arab.
Namun, sekali lagi, teori ini tidak memiliki bukti konkret yang mendukung klaim adanya keterlibatan negara-negara Arab lain dalam peristiwa tersebut.
Kesimpulan
Pembunuhan Raja Faisal bin Abdulaziz pada 25 Maret 1975 tetap menjadi peristiwa yang membingungkan dalam sejarah Arab Saudi dan dunia. Kematian Raja Arab ini memicu beragam spekulasi dan teori konspirasi. Di mana banyak pihak mempertanyakan apakah motif pribadi Faisal bin Musaid adalah satu-satunya alasan. Atau ada kepentingan lain yang lebih besar di balik peristiwa tersebut.
Kebijakan luar negeri Raja Arab ini, keberpihakannya pada dunia Arab, dan peranannya dalam meningkatkan pengaruh negara-negara penghasil minyak. Menjadikannya figur yang kontroversial, baik di kalangan negara-negara Barat maupun di dalam dunia Arab itu sendiri. Namun, tanpa bukti yang kuat, teori-teori konspirasi ini tetap menjadi spekulasi. Dan pembunuhan Raja Arab ini tetap menjadi misteri besar dalam sejarah modern Timur Tengah.
